Kebisingan bukan hanya menimpa daerah di kota-kota besar saja. Tingginya polusi suara ternyata juga terjadi di laut lepas. Tragisnya, polusi suara ini bikin para hewan laut terutama paus dan lumba-lumba jadi sulit berkomunikasi. Padahal mereka sangat tergantung pada komunikasi lewat gelombang laut untuk mencari makanan, pasangan, menghindari predator dan berpindah tempat. Akibatnya populasi mereka pun semakin berkurang jumlahnya.
- Peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), mengatakan bahwa, polusi suara di laut paling banyak disebabkan oleh sistem uji sonar kapal selam, tembakan pistol hampa kapal perusahaan minyak laut, dan lalu lintas kapal barang.
- Hasil penelitian Penn State University, Amerika Serikat menemukan fakta bahwa saking bisingnya lautan, beberapa jenis paus sampai harus berteriak untuk bisa berkomunikasi. Salah satunya paus jenis North Atlantic Right Whales yang harus meningkatkan volume suaranya supaya bisa mengarahkan rombongan mereka.
- Penelitian di Cornell Univesity, Amerika Serikat di tahun 2007 juga menunjukkan kalau paus jenis Balin hampir punah karena mereka sulit menemukan pasangannya untuk kawin dan bereproduksi. Sebab paus ini hidup di sekitar pelabuhan Boston yang ramai dengan kapal dagang dan wisata.
- Menurut Department of Conservation (DOC), Amerika Serikat, akibat polusi suara ini, sepanjang 25 tahun terakhir setiap tahunnya, selalu ada ratusan paus dan lumba-lumba yang terdampar di pantai hingga mati. Contoh kasus yang paling dekat adalah kasus terdamparnya 100 paus pilot di satu pantai Selandia Baru pada bulan Februari kemarin. Sebagian besar paus ini mati sebelum sempat diselamatkan.
0 comments:
Posting Komentar